Sabtu, 29 Mei 2010

fobia sekolah

a.Apakah fobia sekolah itu ?
Kata “fobia” dapat di artikan sebagai gangguan ketakutan yang tidak rasional atau irrational fear dari obyek-obyek atau situasi-situasi yang tidak berbahaya. Dan fobia di definisikan juga sebagai ketakutan yang tidak masuk akal.
Fobia sekolah adalah di mana adanya rasa kecemasan yang tinggi yang di rasakan seorang anak ketika saat ia akan ke sekolah. Rasa kecemasan itu dapat ia tunjukan dengan berbagai macam alasan yang dapat menghindarkan ia dari situasi keberangkatan ia ke sekolah hingga aktivitas nya di sekolah. Hal tersebut dapat terjadi karena ia mendapatkan suasana sekolah yang baru atau pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap guru,teman,dan lingkungan sekolahnya.
b.Tingkatan dan Jenis Penolakan Terhadap Sekolah
Para ahli menunjuk adanaya beberapa school refusal, mulai dari yang ringan hingga yang berat(fobia), antara lain :
1.Initial school refusal behavior
Adalah sikap menolak sekolah yang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat (seketika/tiba-tiba) yang dapat berakhir dengan sendirinya tanpa harus ada penanganan.
2.Substantial school refusal behavior
Adalah sikap penolakan yang berlangsung selama minimal 2 minggu.

3.Acute school refusal behavior
Adalah sikap penolakan yang bisa berlangsung 2 minggu hingga 1 tahun, dan selama itu anak mengalami masalah setiap kali hendak berangkat sekolah
4. Chronic school refusal behavior
Adalah sikap penolakan yang berlangsung lebih dari setahun, bahkan selama anak tersebut bersekolah di tempat itu.

c.Tanda-tanda fobia sekolah
•Menolak untuk berangkat sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak masuk akal.
•Ia mau berangkat sekolah tetapi dalam waktu yang tidak lama ia meminta untuk pulang.
•Saat sampai di sekolah ia tidak mau di tinggal oleh yang mengantarnya (orang tua,pengasuh,supir) atau ia menunjukan perilaku tidak baik terhadapgueru dan teman-temannya.
•Memasang muka melas agar di kasihani guru nya kemudia di ijinkan untuk pulang. Hal ini berlangsung dalam waktu tertentu.
•Melontarkan keluhan fisik agar di ijinkan untuk tinggal di rumah.
•Senang berdiam diri di kamar atau kurang mau bergaul.

d.Faktor penyebab fobia sekolah
•Separation anxiety
Separation anxiety pada umumnya dialami anak-anak kecil usia balita (18 – 24 bulan). Kecemasan itu sebenarnya adalah fenomena yang normal. Anak yang lebih besar pun (preschooler, TK hingga awal SD) tidak luput dari separation anxiety. Bagi mereka, sekolah berarti pergi dari rumah untuk jangka waktu yang cukup lama. Mereka tidak hanya akan merasa rindu terhadap orangtua, rumah, atau pun mainannya – tapi mereka pun cemas menghadapi tantangan, pengalaman baru dan tekanan-tekanan yang dijumpai di luar rumah.

•Pengalaman negative di sekolah atau lingkungan
Mungkin saja anak menolak ke sekolah karena dirinya kesal, takut dan malu setelah mendapat cemoohan, ejekan atau pun di”ganggu” teman-temannya di sekolah. Atau anak merasa malu karena tidak cantik, tidak kaya, gendut, kurus, hitam, atau takut gagal dan mendapat nilai buruk di sekolah.
Di samping itu, persepsi terhadap keberadaan guru yang galak, pilih kasih, atau “seram” membuat anak jadi takut dan cemas menghadapi guru dan mata pelajarannya. Atau, ada hal lain yang membuatnya cemas, seperti mobil jemputan yang tidak nyaman karena ngebut, perjalanan yang panjang dan melelahkan, takut pergi sendiri ke sekolah, takut sekolah setelah mendengar cerita seram di sekolah, takut menyeberang jalan, takut bertemu seseorang yang “menyeramkan” di perjalanan, takut diperas oleh kawanan anak nakal, atau takut melewati jalan yang sepi. Para ahli mengatakan, bahwa masalah-masalah tersebut sudah dapat menimbulkan stress dan kecemasan yang membuat anak menjadi moody, tegang, resah, dan mulai merengek tidak mau sekolah, ketika mulai mendekati waktu keberangkatan.
•Problem dalam keluarga
Penolakan terhadap sekolah bisa disebabkan oleh problem yang sedang dialami oleh orangtua atau pun keluarga secara keseluruhan. Misalnya, anak sering mendengar atau bahkan melihat pertengkaran yang terjadi antara papa-mamanya, tentu menimbulkan tekanan emosional yang mengganggu konsentrasi belajar. Anak merasa ikut bertanggung jawab atas kesedihan yang dialami orangtuanya, dan ingin melindungi, entah mamanya – atau papanya. Sakitnya salah seorang anggota keluarga, entah orangtua atau kakak/adik, juga dapat membuat anak enggan pergi ke sekolah. Anak takut jika terjadi sesuatu dengan keluarganya yang sakit ketika ia tidak ada di rumah.
•Pola hubungan anak dan orangtua yang tidak sehat
pola hubungan yang tidak sehat ini maksud nya adalah sikap orang tua yang tidak melihat anak seutuhnya. Anak tidak di perbolehkan menjadi dirinya sendiri, semua serba di atur dan bahkan ada sikap pilih kasih terhadap anak tersebut. Atau bahkan terjadi sebaliknya orangtua tidak peduli terhadap anaknya.
e.Penanganan terhadap fobia sekolah
•Tetap menekankan pentingnya sekolah
•Bersikap tegas dan konsisten terhadap anak
•Konsultasikan perkembangan anak pada ahlinya
•Berkerja sama dengan orang-orang yang ikut dalam perkembangan anak
•Luangkan waktu untuk beraktivitas dengan anak
•Lepaskan anak secara bertahap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar